Dari seminar nasional yang diadakan di UMM Dome tgl 18 desember kemaren, dibahas topik mengenai interpersonal multidisiplin dan sedikit rangkuman dari seminar kemaren akan saya postkan disini. Topik ini membahas kerjasama antar profesi, yaitu dokter, apoteker dan perawat. Sebagai profesi yang bergerak di bidang kesehatan, kerjasama yang baik sangat diperlukan. Mengapa? Yah soalnya dilihat dari segi tugas yang diemban oleh masing-masing pihak yang saling mempengaruhi. Kalau dokter yang mendiagnosa dan memutuskan jenis penyakit pasien, apotekernya yang nentuin obat-obatannya, sedangkan perawat yang bagian makein/minumin obatnya ke pasien. Lah kan kalo dari salah satu pihak ada yang salah, yang rugi kan pasiennya. Bisa gak sembuh, tambah parah ato bahkan MATI tuh pasien. hahaha.
Sebelum meluncur ke topik seminar, tak bahas dulu sedikit definisi obat yak.
Obat sebenarnya berasal dari racun.
Namun karena dosis atau takarannya sesuai, maka racun tersebut bisa menjadi
penyembuh ataupun peringan suatu penyakit. Menurut Ansel (1985), obat adalah
zat yang digunakan untuk mendiagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati
atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Beberara dosis-dosis pengobatan
yang umum diberikan kepada pasien sudah terdapat dalam buku standar, seperti FI
III. Namun demikian, dosis-dosis dalam buku standar itu tidak sepenuhnya aman.
Karena tingkat absorbsi obat dan toksisitas setiap indivu terhadap suatu obat terkadang
juga tidak sama. Ada pasien yang mengalami alergi terhadap pemakaian obat
tertentu, ada juga pasien yang tidak mengalami alergi pada pemakaian obat yang
sama. Sehingga penentuan pemakaian dosis yang sesuai untuk setiap pasien harus
diperhatikan. Contoh kasusnya nih, Ada beberapa orang setelah meminum
penicilin (antibiotik) akan mengalami reaksi alergi Stevens Johnson Syndrome, tapi ada juga
orang yang tidak mengalami reaksi alergi tersebut setelah meminumnya. Sehingga
peran dokter dan apoteker sangat dibutuhkan disini untuk mengambil alternatif
obat yang dipakai sehingga reaksi alergi tersebut tidak terjadi. Stevens Johnsons Syndrome merupakan syndrom kelainan
kulit pada selaput lendir orifisium mata gebital atau dengan kata lain , reaksi
yang melibatkan kulit dan mukosa (selaput lendir) yang berat dan mengancam jiwa
dan menyebabkan kulit seperti melepuh. Ditandai dengan pelepasan epidermis,
bintil berisi air dan erosi/pengelupasan dari selaput lendir. hii serem gak tuh.
Nah, untuk mencegah kejadian itu maka diperlukan kerjasama dari para dokter, apoteker dan perawat. Tapi kadang-kadang kurang adanya kerjasama diantara mereka dikarenakan berbagai macam sebab dan alasan. Misalnya kalo dokter itu menganggap apoteker tidak lebih tahu dari dirinya dan kalo apoteker merekomendasikan obat yang lebih baik untuk pasien dari segi efek terapi dan efek samping muncul perkataan kasar dari dokter " yang dokter itu anda atau saya?". Perkataan itu tentunya menunjukkan sikap yang gak welcome sama apoteker. Sedangkan kalo jeleknya apoteker, apoteker sering nurut-nurut aja sama dokter. #takut kali sama dokternya, soalnya serem. hahaha, just kid. Apoteker memberikan semua tanggung jawab buat ngasih obat ke pasien sama perawat. Emang sih tugas perawat ya minumin ato makein obat ke pasien. Tapi apoteker juga perlu buat ngingetin waktu minum obat misalnya, atau ngasih informasi obat ke pasein secara langsung, ini juga sebagian dari KIE (komunikasi, informasi dan edukasi). Kalo perawat nih yang paling kasian, hampir semua tugas mulai dari memeriksa (sebatas mengukur suhu tubuh dan menensi), ngasih obat sampe mandiin pasien harus dikerjain, blum lagi kalo diomeli pasien. Wah, berat banget tuh pastinya. maka dari itu, penerapan interpersonal multidisiplin sangat disambut baik terutama sama perawat. Soalnya tugas-tugasnya bisa sedikit ringan, dikarenakan tugas-tugas itu ada beberapa yang diambil alih sama apoteker dan dokter. Misalnya, tugas nyuntik yang biasanya dilakukan sama perawat dikerjain sama dokter (padahal kalo diluar negeri perawat gak boleh nyuntik lho..) dan tugas ngasih obat-obatan sekarang dilimpahin ke apoteker.
Yah kurang lebih itu dulu cerita dari seminar kemaren, lebih lengkapnya berlanjut ke postingan berikutnya ^_^. Semoga bermanfaat yah...........
waah nanti ada dokter yg baca diprote loh zi.. hihi
BalasHapustp sipsipp :)
lho bahno riz. emg kenyataan itu. hahaha
BalasHapusmentang" mari ikud ismafarsi?/
BalasHapushehehe
BalasHapus